Selasa, 31 Mei 2016

Kemenyan Tanah Batak (Toba) dan Riwayatmu Kini



#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Kemenyan khsusnya Kemenyan
Tanah Batak / Toba dalam iringan Animasi Pengambilan
Kemenyan Tanah Batak yang terakhir dan di catat)
______________________________________________________________









____________________

Kata Pengantar
____________________

Catatan 1 :

"Kemenyan yang menghasilkan getah hanya 4 jenis yang
secara umum lebih dikenal dan bernilai ekonomis yaitu:

Kemenyan Durame (Styrax Benzoine Dryand)
Kemenyan Bulu (Styrax Benzoine var. Hiliferum),
Kemenyan Toba (Styrax sumatrana J.J.Sm) dan
kemenyan Siam (Styrax Tokinensis).

Adalah alinea awal dari postingan ini yang perlu anda
catat, khsusnya anda yang berasal dari Tanah Batak.

Catatn 2 :

Sumatera Utara yaitu di 7 Kabupaten, terutama di Kabupaten
Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Barat, dan Toba
Samosir adalah penghasil utama kemenyan.

Catatn 3 :

Dinas Pertambangan dan Kehutanan Kabupaten Humbang Hasundutan,
mengatakan, "jika sebelum tahun 1980 kemenyan mampu menyumbang
60 persen ekonomi rumah tangga, kini turun menjadi
sekitar 20 persen.

Para kawan dimanapun berada...!

Berikut info sekitar "Kemenyan" atau "Hamonyan" yang dimaksud.

...dan...

Selamat menyimak...! 

__________________________________

Sekilas info tentang Kemenyan
__________________________________






















* Pengertian

Kemenyan, sering juga disebut Olibanum, adalah aroma wewangian
berbentuk kristal yang digunakan dalam dupa dan parfum. Kristal
ini diolah dan diperoleh dari pohon jenis Boswellia dalam
keluarga tumbuh-tumbuhan Burseraceae, Boswellia sacra
(Sinonim B. carteri, B. thurifera, B. bhaw-dajiana),
B. frereana dan B. serrata (kemenyan India).

Kemenyan ini juga termasuk dalam ordo Ebenales, familia
Styracaceae dan genus Styrax. Selain itu terdapat 7 (tujuh)
jenis kemenyan yang menghasilkan getah tetapi hanya 4 jenis
yang secara umum lebih dikenal dan bernilai ekonomis yaitu:

Kemenyan Durame (Styrax Benzoine Dryand)
Kemenyan Bulu (Styrax Benzoine var. Hiliferum),
Kemenyan Toba (Styrax sumatrana J.J.Sm) dan
kemenyan Siam (Styrax Tokinensis).

Tetapi jenis kemenyan yang paling umum dibudidayakan secara
luas di Sumatera Utara adalah jenis kemenyan toba dan kemenyan
durame . Styrax sumatrana J.Sm adalah jenis pohon kemenyan
yang pada umumnya tumbuh di daerah kabupaten Tapanuli Utara
dan Tapanuli Tengah yang hasilnya dikenal dengan nama daerah
“Haminjon” atau "kemenyan toba". Kemenyan toba biasa dikenal
juga dengan Styrax Paralleloneurum.

Ada empat spesies utama Boswellia yang menghasilkan kemenyan
asli dan getahnya (Resin), masing-masing empat spesies
tersedia dalam berbagai kelas. Kualitas tergantung pada
waktu panen dan juga keterampilan tangan pengolahnya.

* Pemaparan








Pohon kemenyan memiliki ukuran sedang sampai besar dengan
diameter antara 20–30 cm dengan tinggi mencapai 20 hingga
30 meter. Mempunyai batang yang lurus dengan percabangan
yang sedikit dan kulit batang berwarna kemerahan. Kemenyan
berdaun tunggal yang tersusun spiral dan berbentuk oval,
bulat memanjang dengan ujung daun meruncing.

Buah kemenyan berbentuk bulat dan lonjong dengan ukuran yang
agak kecil. Biji berwarna cokelat terbungkus dalam daging
buah yang tebal dan keras [4]). Tempat bertumbuhnya tanaman
kemenyan ini bervariasi yaitu mulai dari dataran rendah
sampai dataran tinggi pada ketinggian 60 hingga 2100 meter
di atas permukaan laut.

Tanaman kemenyan tidak memerlukan persyaratan yang istimewa
terhadap jenis tanah. Dapat tumbuh pada tanah Podsolik,
Andosol, Latosol, Regosol, dan berbagai asosiasi lainnya
mulai dari tanah yang bertekstur berat sampai ringan dan
tanah yang kurang subur sampai yang subur. Jenis tanaman
ini tumbuh pada tanah yang mempunyai Porositas tinggi
sehingga mudah meresapkan air.

Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa populasi pohon
kemenyan telah menurun, sebagian karena eksploitasi yang
berlebihan. Contohnya Penyadapan sangat tinggi pada Pohon
kemenyan akan menghasilkan biji yang dapat tumbuh hanya 16%
sedangkan biji pohon yang belum disadap mempunyai persentase
berkecambah lebih dari 80%. Selain itu, pembakaran,
penggembalaan, dan serangan oleh kumbang Longhorn telah
mengurangi populasi pohon[5]. Perubahan (Pembukaan Hutan)
dari hutan kemenyan untuk pertanian dapat juga merupakan
ancaman besar.

* Morfologi










Kemenyan termasuk pohon besar, tinggi dapat mencapai 24-40 M
dengan diameter 60–100 cm. Batang lurus dengan percabangan
sedikit. Kulit beralur tidak terlalu dalam (3–7 mm), kulit
berwarna merah anggur, kulit luar halus sampai retak-
retak ke arah vertikal atau berlekuk halus, Kulit bagian
dalam lunak, berwarna coklat sampai merah, merah muda atau
merah keunguan, kayu gubalnya berwarna putih.

* Daun








Kemenyan berdaun tunggal dan tersusun secara spiral, daun
berbentuk oval bulat, bulat memanjang (elips) dengan dasar
daun bulat dan ujung runcing.Panjang daun dapat mencapai
4–15 cm, lebar daun 5-7,5 cm, tangkai daun 5–13 cm, helai
daun mempunyai nervi 7-13 pasang. Helai daun halus,
permukaan bawah agak mengkilap berwarna putih sampai abu-abu.
Warna daun jenis kemenyan Toba lebih gelap kecoklatan dan
lebih tebal dibandingkan jenis durame.

* Bunga












Bunga kemenyan berkelamin dua di mana bunganya bertangkai
panjang antara 6–11 cm, daun mahkota bunga 9-12 helai
dengan ukuran 2-3,5 mm.Kemenyan berbunga secara teratur
1 kali setiap tahun. Waktu berbunga dimulai pada bulan
Nopember, Desember dan Januari. Bunga majemuk, berbentuk
tandan atau malai pada ujung atau ketiak daun. Buah masak
berbentuk bulat sampai agak gepeng, berdiameter
2-3,8 cm.

* Buah dan Biji








Buah kemenyan berbentuk bulat gepeng dan lonjong berukuran
2,5–3 cm. Biji kemenyan berukuran 15–19 mm, bijinya
berwarna coklat keputihan. Biji kemenyan terdapat di
dalam daging buah yang cukup tebal dan keras, hal ini
dibuktikan buah kemenyan yang masih normal dan buah
tidak rusak walaupun sudah beberapa bulan jatuh dari
pohonnya. Bentuk buah dan biji kemenyan bervariasi
sesuai dengan jenisnya. Biji kemenyan Toba berwarna
coklat tua dan lebih gelap dibandingkan jenis Durame maupun
Bulu. Bentuk buah dan biji dapat digunakan untuk membedakan
jenis kemenyan dibandingkan bagian tanaman kemenyan lainnya
(daun, batang dan sebagainya).Tanaman kemenyan diperbanyak
dengan biji.

Musim berbunga dan berbuah jenis Styrax Benzoin pada bulan
Desember – Januari. Buah yang masak disukai oleh tupai,
rusa dan babi hutan. Biji kemenyan berjumlah 366 butir/Kg
atau 245 butir/Liter. Daya kecambah biji relatif kecil,
yakni ± 35%. Kulit biji keras yang menghambat perkecambahan
oleh karena itu perlakuan yang biasa diberikan waktu
mengecambahkan biji adalah menyiram dengan air panas
dan merendam sebelum disemaikan.

* Asal-Usul Sejarah








Kemenyan telah diperdagangkan di Semenanjung Arab dan Afrika
Utara selama lebih dari 5.000 tahun. Sebuah mural yang
menggambarkan karung kemenyan diperdagangkan dari Tanah
Punt menghiasi dinding kuil Mesir kuno Ratu Hatshepsut,
yang meninggal sekitar tahun 1458 SM.

Barus yang sejak abad abad dini (sejak kira-kira abad 5)
sudah disinggahi oleh perahu-perahu layar antar benua
sebagai pelabuhan pengekspor kemenyan dan Kamper (Kapur barus).

Lewat cerita turun-temurun, masyarakat Tapanuli percaya
kemenyan itu dibawa dari Pelabuhan Barus, yang dulu pernah
menjadi pelabuhan besar, menuju Timur Tengah, hingga ke
Betlehem.

Di berbagai daerah penyebutannya berbeda yaitu Kemenjen
dalam bahasa Pakpak Dairi, Keminjen dalam bahasa Karo dan
Menyan dalam bahasa Jawa.
Menurut catatan sejarah, salah satu pusat perdagangan Kemenyan
di wilayah ini pada masa lampau adalah pantai Barus (Fansyur),
sebuah pelabuhan penting ketika itu di pantai Barat pulau
Sumatera.

Secara sporadis dalam beberapa buku yang ditulis oleh Heyne
disebutkan bahwa pelaut-pelaut Timur Tengah melihat dan
mengatakan tanaman Kemenyan tumbuh baik pada ketinggian 900 -
1200 meter di atas permukaan laut, sementara Pinyopusarerk
menyebut Kemenyan Laos tumbuh baik pada 800 - 1600 meter dpl.
Cina dan India sejak abad pertama telah membawa Kapur Barus
dan Kemenyan dari Tapanuli. Kegunaannya adalah untuk bahan
pengawet Mummi para raja di Romawi dan Fira'un di Mesir.

Disebutkan pada masa itu hingga beberapa abad kemudian,
Kemenyan dan Kapur Barus asal Tapanuli ini tergolong barang
mahal yang nilainya lebih tinggi daripada emas.

Sebuah legenda yang beredar di masyarakat menyebutkan bahwa
pada suatu hari seorang gadis miskin, yang akan dikawinkan
dengan seorang laki-laki kaya melarikan diri ke dalam hutan
untuk menghindar.

Ketika menengadahkan tangannya kearah langit sambil berdoa,
dia disambar petir dan menjadi sebuah pohon kemenyan. Getah
ini yang dipercayai sebagai susu gadis tersebut, katanya
diperuntukkan bagi orang miskin.

Sebelum ke kebun juga biasanya petani mempersiapkan nditak,
yaitu beras yang ditumbuk bersama gula aren dan kelapa. Mereka
berdoa sebelum memakannya supaya pohon kemenyan dapat
menghasilkan banyak getah.

Jenis upacaranya adalah mekotas (makan bersama) dan meminta
izin penguasa kebun / hutan yaitu persintabien. Kemenyan juga
dipercayai oleh masyarakat sebagai pohon suci karena pohon-pohon
kemenyan tidak akan mengeluarkan getah jika lelaki bersikap
buruk terhadap orangtua, isterinya atau jika, sewaktu dikebun
mereka bicara kasar, berbohong, menipu atau mencuri.

Ada juga para perkemenjen yang masih melakukan tradisi lain
yaitu, menyanyikan odong-odong merkemenjen yaitu nyanyian
para pencari getah kemenyan.

Kemenyan adalah salah satu ukupan yang disucikan (HaKetoret)
dijelaskan dalam Alkitab Ibrani dan Talmud digunakan dalam
upacara Ketoret. Kemenyan bagi orang Yahudi, serta orang-orang
Yunani dan Romawi, juga disebut Olibanum (dari Arab Al-Lubban).

Referensi lihat Dalam Alkitab. Kemenyan diberikan pada dupa altar
khusus di saat Kemah Suci terletak di kuil Pertama dan Kedua di
Yerusalem. Ketoret adalah komponen penting dari layanan Bait
Allah di Yerusalem. Hal ini disebutkan dalam buku Alkitab Ibrani
Keluaran 30:34, di mana ia bernama Levonah (Lebona dalam Alkitab
bahasa Ibrani), yang berarti "putih" dalam bahasa Ibrani. ada
jenis kemenyan khusus yang "murni" yaitu lebhonah zakkah,
disajikan dengan roti sajian. Membakar dupa diterima sebagai
praktik dalam gereja Katolik Roma kemudian sementara gereja
awal selama zaman Romawi melarang penggunaan dupa sehingga jasa di
bidang perdagangan dupa mengakibatkan penurunan sangat cepat."

Kemenyan diperkenalkan kembali ke Eropa oleh Tentara Salib yang
dinamakan Frankish, meskipun nama Frankish mengacu pada kualitas,
tetapi bukan dengan para Frank itu sendiri.

Meskipun lebih dikenal sebagai "kemenyan" bagi orang Barat,
getah ini juga dikenal sebagai olibanum, dalam bahasa Arab
al-Luban (kira-kira diterjemahkan:
"yang dihasilkan dari pemerahan"),acuannya adalah getah susu
yang disadap dari pohon Boswellia. Beberapa orang juga
mendalilkan bahwa nama ini berasal dari istilah bahasa Arab
yaitu "Minyak Lebanon".

Kota yang hilang dari kota Ubar, kadang-kadang dikenali dengan
Irem di tempat yang sekarang kota Shisr di Oman berada, diyakini
telah menjadi pusat perdagangan kemenyan karena kurang lebih
baru-baru ini ditemukan kembali "Jalan Kemenyan". Ubar ditemukan
kembali pada awal 1990-an dan sekarang di bawah penggalian arkeologi.

Sejarawan Yunani bernama Herodotus yang akrab dengan kemenyan
dan mengetahui bahwa kemenyan dipanen dari pohonnya di Arab Saudi
bagian selatan. Dia juga melaporkan bahwa getah berbahaya untuk
di panen karena ular berbisa juga hidup di pohon-pohon tersebut.

Dia juga menjelaskan metode yang digunakan oleh orang-orang Arab
untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan membakar getah dari
pohon kemenyan sehingga asap akan mengusir ular tersebut pergi.

Getah ini juga disebutkan oleh Theophrastus dan Pliny the Elder
dalam bukunya Naturalis Historia. Arab Saudi bagian Selatan
adalah eksportir utama kemenyan di zaman kuno, dengan beberapa
hal yang diperdagangkan sampai ke Cina.Penulis dan adat orang
Cina yang bernama Inspektur Zhao Rugua juga menulis tentang
asal usul kemenyan, dan eksistensinya diperdagangkan ke China:

"Ruxiang atau xunluxiang berasal dari tiga negara Dashi dari
Murbat (Maloba), Shihr (Shihe), dan Dhofar (Nufa), dari
kedalaman gunung terpencil. Pohon yang menghasilkan obat
ini secara umum dapat dibandingkan dengan pohon Pinus. Batangnya
yang berlekuk seperti kapak, di mana getahnya mengalir keluar,
dan ketika mengeras berubah menjadi kemanyan yang dikumpulkan
dan dibuat menjadi gumpalan. Kemenyan ini diangkut oleh gajah
ke Dashi (melalui pantai), yang kemudian dimuat di atas
kapal mereka dan menukarnya dengan komoditas lainnya di Sanfoqi.
ini adalah alasan mengapa umumnya dikumpulkan dan dikenal sebagai
produk Sanfoqi."

* Pembibitan









Dalam pembibitan, benih kemenyan yang dipilih dikumpulkan dari
pohon induk yang diseleksi dan telah diketahui kualitasnya. Pohon
induk yang dipilih adalah pohon yang memiliki getah kemenyan
yang banyak dan baik, bebas hama dan penyakit, berbatang lurus
dan silindris, tajuk harus normal dan bagus, cabangnya harus
sedikit dan memiliki tinggi yang optimal.[19] Buah yang dipilih
sebagai sumber benih adalah buah yang sudah masak dengan warna
coklat tua. Sebaiknya buah yang dipilih adalah buah yang sudah
jatuh dengan kondisi tentunya masih baik dan tidak diserang
serangga misalnya ulat sehingga menjadi rusak. Pengadaan
bibit dapat dilakukan melalui persemaian, pencabutan dan anakan
alam, stump, stek serta kultur jaringan.

Persemaian merupakan cara yang mudah dan umum dilakukan yaitu
dengan menabur benih / biji yang sudah dibersihkan di bedeng
tabur. Jika sudah tumbuh dapat dipindahkan ke dalam polybag
sebelum ditanam [4]. Bibit yang diperoleh dari anakan, biasanya
didapatkan dari buah yang jatuh di sekitar pohon induk yang
kemudian tumbuh secara alami. Anakan ini dapat menjadi sumber
bibit dengan memilih tanaman yang tumbuh sehat dan normal.

Sedangkan pembibitan dengan stump, stek dan kultur jaringan
belum umum dilakukan oleh masyarakat. Saat ini sistem itu
(stump, stek dan kultur jaringan) masih dalam penelitian
untuk dikembangkan.

* Penanaman dan Pemeliharaan

Melakukan penanaman, hal yang harus diperhatikan adalah
tanaman kemenyan harus ditanam menggunakan naungan, karena
tanaman kemenyan mempunyai sifat toleran yaitu tumbuh di
bawah tegakan pohon.[19] Penanaman dilakukan pada musim
hujan dengan sistem campuran dengan tanaman lain seperti
Pinus, Durian atau Kaliandra.

Sebelum dilakukan penanaman sebaiknya dilakukan persiapan
lapangan seperti pembersihan jalur tanam dan membuat lubang
tanam dengan jarak tanam yang sesuai dengan kondisi tanah
dan kemiringan lokasi tumbuh [4]. Setelah dilakukan penanaman
perlu dilakukan upaya pemeliharaan yang biasa dilakukan
agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan optimal adalah
penyiangan, pendangiran, penyulaman, pemupukan,
penjarangan dan perlindungan tanaman dari hama dan penyakit.

Pemeliharaan ini dilakukan pada tahun pertama, kedua dan
ketiga. Penjarangan perlu dilakukan khususnya untuk tanaman
pelindung dengan tujuan memberi ruang tumbuh kepada tanaman
kemenyan karena pada saat tanaman kemenyan sudah tumbuh
membesar tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari.

* Pengolahan Hasil

Kemenyan diolah dengan cara disadap atau dipotong kulitnya
secara tidak rata tetapi kuat dari pohonnya, cara ini
memungkinkan getahnya keluar dan mengeras. Getahnya ini
jika sudah mengeras akan berbentuk seperti air mata.

Pembudidayaan tanaman kemenyan tidaklah sulit. Ada beberapa
spesies dan varietas pohon kemenyan, masing-masing memproduksi
jenis dari getahnya sedikit berbeda. Perbedaan tanah dan
iklim menciptakan getahnya beraneka ragam dari sedikit,
banyak dan bahkan lebihwalaupun dalam spesies yang sama.

Pohon Boswellia sacra dianggap biasa karena kemampuan mereka
untuk tumbuh dalam lingkungan yang sangat mustahil sekalipun
bahkan kadang-kadang tumbuh dari batuan padat. Awal tumbuhnya
kemenyan ini pada batu tidak diketahui, tetapi kemungkinan
dilakukan dengan pembengkakan akar dan menonjol dari batang
pohon tersebut.

Pertumbuhan ini mencegah tercabiknya dari batu selama musim
badai. Keistimewaan pohon ini ialah sangat sedikit atau
tidak ada sama sekali yang dapat ditanam di tanah yang
berbatu atau kerikil. Pohon kemenyan ini mulai memproduksi
getahnya ketika mereka berusia sekitar 8-10 tahun [20].

Penyadapan getahnya dilakukan dua sampai tiga kali setahun
dengan penyadapan akhir dapat menghasilkan "getah air mata"
terbaik karena terpene aromatik yang lebih bagus kualitasnya,
Sesquiterpen dan kadar dari Diterpen. Secara umum, getah
yang lebih pekat adalah kualitas terbaik.

* Daerah Penghasil

Getah terbaik diproduksi di Somalia, di mana Gereja Katolik
Roma membeli sebagian sahamnya.

Sumatera Utara yaitu di 7 Kabupaten, terutama di Kabupaten
Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Barat, dan Toba
Samosir. Tanaman ini Menurut Thomson Silaban, staf bidang
rehabilitasi hutan Dinas Pertambangan dan Kehutanan Kabupaten
Humbang Hasundutan, jika sebelum tahun 1980 kemenyan mampu
menyumbang 60 persen ekonomi rumah tangga, kini turun menjadi
sekitar 20 persen.

Kemenyan (Stryrax sp) yang termasuk famili Styracaceae dari
ordo Ebeneles diusahakan oleh rakyat Sumatera Utara di
tujuh kabupaten, terutama juga dikembangkan di Dairi, Tapanuli
Selatan, dan Tapanuli Tengah meski tidak terlalu banyak.
Sedangkan penghasil kemenyan terbesar masih di Kabupaten
Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan.

* Kualitas

Kualitas kemenyan diamati melalui penelitian kemenyan yang
ada di pasaran. Kemenyan tersebut dikumpulkan dari pedagang
besar (antara lain, di kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera
Utara).

Metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan secara
visual dan analisis sifat fisiko-kimia kemenyan serta
identifikasi asam balsamat.

Tetapi dilihat dari penjual kemenyan mereka membagi tiga
kualitasnya yaitu: Pertama, kemenyan super yang dijual
dengan harga Rp 160.000-Rp 170.000 per kilogram (kg).
Kedua, kemenyan kualitas di bawah super dengan harga
Rp 130.000 per kg. Terakhir adalah abu kemenyan dengan
harga Rp 50.000 per kg.[23] Dalam Batak Toba juga ada 4
kualitas dengan pembagian sebagai berikut yaitu kualitas
tingkat tinggi disebut Sidungkapi, kualitas tingkat
menengah ada 2 yaitu Barbar dan Barbar kedua dan terkahir
 kualitas rendah yaitu disebut Tahir (Kikisan).

* Kegunaan

Pemanfaatan kemenyan telah dikenal luas di Indonesia terutama
sebagai bahan obat, baik sebagai obat tradisional maupun
industri rokok, batik dan upacara ritual. Lebih dari itu
tanaman kemenyan sebagai golongan styrax mengandung senyawa
kimia yang dapat digunakan sebagai obat-obatan. Kemenyan
sumatrana (Styrax benzoin Dryander) memiliki banyak senyawa
bioaktif seperti asam sinamat dan turunannya yaitu senyawa
kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri
kosmetik dan obat-obatan.

Tanaman kemenyan prospektif dikembangkan untuk tanaman hutan
rakyat, hutan kemasyarakatan, rehabilitasi, sekat baker,
penghara industri pulp, maupun untuk pohon ornamen. Selain
itu kayunya dapat digunakan untuk bangunan rumah dan jembatan
serta akarnya mengandung cairan berwarna kemerah-merahan yang
berfungsi sebagai insektisida.

Kemenyan digunakan dalam aroma parfum dan aroma terapi, selain
itu juga merupakan bahan yang kadang-kadang digunakan dalam
perawatan kulit. Minyak esensial ini diperoleh dengan destilasi
(penyulingan) uap dari getah kering. Beberapa bau asap kemenyan
adalah produk dari pirolisis.

Kemenyan juga digunakan di banyak gereja Kristen termasuk Ortodoks
Timur, Oriental Ortodoks dan Katolik. Kristen dan Islam memiliki
kemenyan untuk digunakan dengan cara dicampur dengan minyak untuk
mengurapi bayi baru lahir, inisiasi, dan anggota memasuki fase
baru kehidupan spiritual mereka.

* Dalam Alkitab

Di Alkitab Kristen kata "kemenyan" dipergunakan sebanyak 17 kali
dalam Alkitab versi King James Version tercatat dengan kata kunci
"Frankincense" sebanyak 17 kali  sedangkan Alkitab Bahasa Indonesia
terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia / LAI ada sebanyak 23 kali
disebabkan penambahan penerjemahan kata "Incense" sebanyak 6 kali,
yaitu:

Perjanjian Lama sebanyak 15 kali (versi KJV):

Mengenai ukupan yang kudus: Keluaran 30:34,
Korban sajian: Imamat 2:1, Imamat 2:2, Imamat 2:15, Imamat 2:16,
Korban Penghapusan Dosa: Imamat 5:11,
Korban Bakaran: Imamat 6:15,
Roti Sajian: Imamat 24:7,
Hukum mengenai perkara cemburuan Bilangan 5:15,
Daftar Penduduk Yerusalem: 1 Tawarikh 9:29,
Kesetiaan Nehemia kepada hukum: Nehemia 13:5, Nehemia 13:9,
Impian mempelai perempuan: Kidung_Agung 3:6,
Mempelai laki-laki memuji mempelai perempuan:
Kidung_Agung 4:6, Kidung_Agung 4:14.
Perjanjian Lama ada tambahan versi LAI sebanyak 6 kali:

Dosa Israel diampuni: Yesaya 43:23.
Kemuliaan Sion yang akan datang: Yesaya 60:6.
Keselamatan sesudah hukuman: Yesaya 66:3.
Malapetaka yang akan menimpa Yerusalem dan Yehuda: Yeremia 6:20.
Hari Sabat harus dikuduskan: Yeremia 17:26.
Masa Gedalya menjadi gubernur dan pembunuhannya: Yeremia 41:5.
Perjanjian Baru sebanyak 2 kali yaitu:

Salah satu dari tiga jenis hadiah "orang-orang Majus dari Timur"
yang diberikan kepada anak bayi Yesus pada Matius 2:11
Jatuhnya Babel: Wahyu 18:3.

Perjanjian Baru versi LAI ada tambahan 3 yaitu:

Kitab yang dimeterai dan Anak Domba: Wahyu 5:8.
Meterai yang ketujuh: Wahyu 8:3, Wahyu 8:4.

* Dalam Al Quran

Kemenyan di zaman Nabi dan Salafush Shaleh juga menjadi bagian dari
beberapa ritual umat Islam. Nabi Muhammad SAW dan para Sahabat
sendiri sangat menyukai wangi-wangian, baik yang berasal dari
minyak wangi hingga kemenyan, sebagaimana disebutkan di dalam
berbagai hadits.


_______________

Penutup
_______________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

Semoga dapat memberi manfaat khsusnya bagi Pemda Tapanuli
Utara dalam mengolah Kemenyan Tanah Batak yang sudah sedemikian
terkenal ini.

...dan...

Semoga pula video / animasi pengambilan Kemenyan Tanah batak
Toba dalam postingan ini bukan pengembilan yang terakhir.

Karena besar kemeungkinan, masih banyak para generasi Batak
masa depan yang masih ingin menikmati hasil kekayaan alam
tanah batak ini.

Selamat malam...!











_______________________________________________________________________
Cat :
Kemenyan terakhir di Tanah Toba - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=2z6R2Y7PhGg



Tidak ada komentar:

Posting Komentar