Minggu, 29 Mei 2016

Manfaat Buah Duet / Juwet /Jamblang / Jambu Kling



#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Buah Duet / Juwet /Jambu Kling / Juwet)
_____________________________________________________________








________________

Kata Pengantar
________________

"Dalam pelbagai bahasa asing buah ini dikenal sebagai jambulan,
jambulana (Malaysia), duhat (Filipina), jambul, jamun, atau
Java plum (Ingg.), dan lain-lain. Nama ilmiahnya adalah
Syzygium cumini".

Demikian wikipedia mengemukakan nama lain dari buah ini,
disamping nama-nama di atas.

Dan nama itu...!

Belum semua kawan, masih banyak nama lainnya. Dan berikut
info sekitar buah ini.

Selamat menyimak...!
_____________________________________________________________

Sekilas info tentang Buah Duet / Juwet /Jambu Kling
_____________________________________________________________












* Pengertian

Jamblang (Syzygium cumini) atau disebut juga jambu keling
dan duwet adalah sejenis pohon buah dari suku jambu-jambuan
(Myrtaceae). Tumbuhan berbuah sepat masam ini dikenal pula
dengan berbagai nama seperti jambee kleng (Aceh), jambu
kling, nunang[4] (Gayo), jambu koliong (Riau), jambu kalang
(Min.), jambulang, jambulan, jombulan, jumblang (aneka nama
lokal di Sulut), jambulan (Flores), jambula (Ternate), jamblang
(Btw., Sd.). Juga jambu juwat, jiwat, jiwat padi (Ind., juwet
atau duwet (Jw.), juwet, jujutan (Bl.), dhuwak, dhalas (Md.),
duwe (Bima), Rappo - Rappo (Selayar) dan lain-lain.[5]

Dalam pelbagai bahasa asing buah ini dikenal sebagai jambulan,
jambulana (Malaysia), duhat (Filipina), jambul, jamun, atau
Java plum (Ingg.), dan lain-lain. Nama ilmiahnya adalah
Syzygium cumini.








Pohon yang kokoh, berkayu, diameter 10-30 m, berwarna putih
kotor, dan tidak menggugurkan daun.[2] Kadang-kadang berbatang
bengkok, tinggi hingga 20 m dan gemang mencapai 90 cm. Bercabang
rendah dan bertajuk bulat atau tidak beraturan.

Daun-daunnya terletak berhadapan, bertangkai 1-3,5 cm. Helaian
daun bundar telur terbalik agak jorong sampai jorong lonjong,
5-25 x 2–10 cm, pangkalnya lebar berbentuk pasak atau membundar,
ujung tumpul atau agak melancip, bertepi rata, menjangat tebal
dengan tepi yang tipis dan agak tembus pandang. Hijau tua
berkilat di sebelah atas, daun jamblang agak berbau terpentin
apabila diremas. Daun yang muda berwarna merah jambu.
Pertulangannya menyirip.








Karangan bunga dalam malai atau malai rata, renggang, hingga
tiga kali bercabang; umumnya muncul pada cabang-cabang yang tak
berdaun. Bunga kecil, duduk rapat-rapat, 3-8 kuntum di tiap
ujung tangkai, berbau harum. Daun kelopak bentuk lonceng
melebar atau corong, tinggi 4-6 mm, kuning sampai keunguan.

Daun mahkota bundar dan lepas- lepas, 3 mm, putih abu-abu
sampai merah jambu, mudah gugur. Benang sari banyak, 4–7 mm;
putik 6–7 mm.

Buah buni[3] berbentuk lonjong sampai bulat telur, sering
agak bengkok, 1–5 cm, bermahkota cuping kelopak, dengan
kulit tipis licin mengkilap, merah tua sampai ungu kehitaman,
kadang-kadang putih. Sering dalam gerombolan besar.

Daging buah putih, kuning kelabu sampai agak merah ungu,
hampir tak berbau, dengan banyak sari buah, sepat masam
sampai masam manis. Biji lonjong, sampai 3,5 cm. Buahnya
ada yang tak berbiji, ada juga yang berbiji dengan batas
jumlah 5.[3]

* Persebaran dan habitat

Jamblang dapat ditemui di baik dibudidayakan/liar di Asia
tropis dan Australia. Pohon jamblang mempunyai daerah
persebaran alaminya di Himalaya bagian subtropis, India,
Sri Lanka, Malesia dan Australia. Saat ini telah
ditanam diseluruh kawasan tropika dan subtropika.

Di Pulau Jawa, tumbuh liar di hutan jati dan dibudidayakan
sebagai pohon buah di pekarangan, dari dataran rendah hingga
500 mdpl.[8] Walaupun demikian, ia dapat tumbuh pada ketinggian
1800 mdpl. Curah hujan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang
bagus adalah lebih dari 1000 mm per tahun dengan musim kering
yang nyata. Jamblang tumbuh di dataran banjir. Jenis ini
toleran terhadap kekeringan dan dapat tumbuh pada berbagai
jenis tanah yang tidak subur, lahan basah dan tanah yang
berdrainase bagus (tanah lempung, tanah liat berkapur,
tanah berpasir dan tanah-tanah berkapur). Umumnya, jamblang
diperbanyak dengan biji, namun kultivar-kultivar yang
unggul bisa diperbanyak dengan cangkok.

* Kegunaan






Buah jamblang biasa dimakan segar. Di India dan Filipina,
seperti juga kebiasaan di beberapa daerah di Indonesia,
buah jamblang yang masak dicampur dengan sedikit garam
dan kadang-kadang ditambahi gula, lalu dikocok di dalam
wadah tertutup (biasanya dua mangkuk ditangkupkan) sehingga
lunak dan berkurang sepatnya.

Buah ini dapat mengurangi noda di gigi. Buah yang kaya vitamin
A dan C ini juga dapat dijadikan sari buah, jeli atau anggur.
Di Filipina, anggur jamblang diusahakan secara komersial.

Kayunya dapat digunakan untuk bahan bangunan, meskipun tidak
istimewa dan agak mudah pecah. Kayu ini cukup kuat, tahan
air dan serangan serangga; sekalipun agak sukar dikerjakan.

Yang terlebih sering ialah digunakan sebagai kayu bakar.
Kulit kayunya menghasilkan zat penyamak (tanin) dan
dimanfaatkan untuk mewarnai (ubar) jala. Kepingan kecil
pepagan ini juga kadang-kadang dibubuhkan untuk menghambat
keasaman tuak. Daunnya kerap digunakan sebagai pakan ternak.

Jamblang bersifat sejuk, aromatik, dan bersifat astringen
kuat. Biji bisa juga untuk mengobati strikhnina (strychnine),
yaitu sejenis penawar racun yang spesifik, dan mengobati
pengobatan limpa.[1] Hasil penelitian di India menunjukkan
bahwa buah jamblang berpotensi sebagai alat kontrasepsi
untuk laki-laki.

Kemudian, hasil penelitian juga menunjukkan biji, daun,
dan pepagan jamblang dapat menurunkan diabetes, yang
dipertegas lagi dengan percobaan binatang yang menunjukkan
tumbuhan ini mencegah katarak akibat diabetes.

Jamblang mengandung minyak atsiri, jambosin, asam organik,
triterpenoid, dan resin yang mengandung asam elagat, dan
tanin. Praktisi Ayurweda menunjukkan bahwa daging buah
menurunkan darah selama 30 menit, bijinya menurunkan gula
darah dalam waktu 24 jam, dan hasil maksimum pencapaian
efek hipoglikemik dalam waktu 10 hari.

Beberapa bagian tumbuhan juga dipergunakan sebagai bahan
obat, tradisional maupun modern. Kulit batang, daun, buah
dan bijinya acapkali digunakan sebagai obat kencing manis,
murus (diare), dan beberapa penyakit lain.

Bahkan simplisia dari kulit batang (dikenal sebagai Syzygii
cortex) dan biji jamblang (disebut Syzygii semen) dahulu
dianjurkan sebagai sediaan apotek yang tidak wajib. Di
samping tanin, bahan aktif yang dikandungnya antara lain
adalah glukosida yambolin (jamboline).









Oleh pengobat tradisional di Amerika Selatan, jamblang
bersama ceremai belanda untuk mengurangi kerusakan jantung
dan hati penderita kanker yang mendapat kemoterapi doxorubicin
(doksorubisin).[1] Jamblang dan Eugenia caryophyllata
mengandung senyawa yang dapat mengaktifkan enzim S-transferase
di hati. Pada percobaan, enzim tersebut dapat menurunkan
kejadian kanker lambung hingga 80%. Sebagian wilayah di
Asia Tenggara menggunakan akar jamblang untuk mengobati
epilepsi.

Di Dataran Tinggi Gayo, jamblang yang sering disebut nunang
digunakan untuk mengobati mencret.

Pohon jamblang juga sering ditanam sebagai pohon peneduh di
pekarangan dan perkebunan (misalnya untuk meneduhi tanaman kopi),
atau sebagai penahan angin (wind break). Bunga-bunganya
baik sebagai pakan lebah madu.

_________________

Penutup
_________________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...

Selamat malam...!











____________________________________________________________________
Cat :
Manfaat dan Kandungan Buah Duwet atau Jamblang - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=1njtIxA1rFg
NET17 - Pemilik tanaman juwet atau jamblang di Lamongan kebanjiran pembeli - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=RBlszhXi8uM





Tidak ada komentar:

Posting Komentar