Sabtu, 09 Juli 2016

Buah Binjai sebagai Sambal Makan


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Buah Binjai. Sekarang...!)
_______________________________________________________










_______________

Kata Pengantar
_______________

Tak semua buah dapat dipakai sebagai sambal, pada
saat makan. Rambutan misalnya, tidak dapat digunakan
sebagai sambal. Mangga juga tidak, begitupun pepaya.
Tapi dapat digunakan sebagai rujak.

Para kawan sekalian...!

Berikut info sekitar Buah Binjai yang dapat Cle'an buat
sebagai sambal pada saat makan. Kata wikipedia dan
bukan kata penulis.

Selamat menyimak...! 

Oya...!

Jika Cle'an punya kawan Orang Binjai atau orang yang
tinggal di Jl. Binjai, maka kenalkan buah ini sama
mereka, soalnya banyak orang Binjai tak mengenai
Buah Binjai. Katanya.  Oke...!

_______________________________________

Sekilas info tentang Pohon Binjai
_______________________________________










* Pengertian

Binjai adalah pohon buah sejenis mangga dengan bau yang
harum menusuk dan rasa yang masam manis. Buah ini
juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti bin-yaa,
lam-yaa (Th.), belenu (Mly., beluno (Sabah), baluno,
bauno, bayuno (beberapa bahasa di Filipina), binglu (Sd.),
dan wani (Bl.). Nama ilmiahnya adalah Mangifera caesia.

Kerabat dekatnya, kemang, seringkali dianggap serupa
dan dimasukkan ke dalam spesies ini. Akan tetapi
beberapa pakar menyarankan untuk memisahkannya dalam
jenis tersendiri, Mangifera kemanga.


* Pemerian botanis










Pohon besar dan rimbun dengan tajuk yang indah, berbatang
lurus dengan tinggi mencapai 30-45 m dan gemang 50-80
(-120) cm.

Pepagan (kulit kayu) berwarna coklat kelabu dan beralur-
alur. Semua bagian pohon, apabila dilukai, mengeluarkan
getah keputihan yang tajam dan menggatalkan.

Getah ini akan membeku dan menghitam setelah kena udara
beberapa lama. Kulit batang berwarna abu-abu dan
berkulit pecah-pecah.

Daun tunggal, tersebar, sering mengumpul dekat ujung ranting.
Helai daun bentuk jorong sampai lanset, agak bundar telur
terbalik, 7-12(-30) x 3-5,5(-10) cm, kaku, menjangat,
hijau berkilap di sebelah atas dan lebih pucat di bawah,
dengan ibu tulang daun yang menonjol, pangkal yang melanjut
dan ujung yang menumpul atau meluncip tumpul. Tangkai
daun kaku, memipih, 1-2,5 cm.

Karangan bunga dalam malai di ujung ranting, 15–40 cm,
bercabang banyak dan berbunga lebat. Bunga berwarna merah
jambu pucat, berbilangan 5, harum; helai mahkota bentuk
garis, lk 10 mm; tangkai sari berwarna keunguan, lk. 5 mm.

Buah buni, lonjong sampai bulat telur terbalik, lebih
kelihatan mirip avokad ketimbang mangga yang tidak
simetris bentuknya,[2] dengan ‘leher’ pada pangkalnya,
berukuran 12-20 x 6–12 cm, kulitnya tipis pucat
kekuningan hingga kecoklatan berbercak. Daging buahnya
putih susu, berserat atau hampir tak berserat, mengandung
banyak sari buah, berbau agak busuk, masam manis sampai
manis. Biji bulat lonjong sampai lanset, lk. 7 x 4 cm,
kulit bijinya tipis dan tidak mengayu, monoembrioni.

Perbanyakan binjai dapat melalui biji. Dia berbunga di
bulan Juni-Desember dan buah matang pada September-Maret.
Perbanyakan dengan jalan mencangkok masih jarang
dilakukan.

* Kegunaan (Sambal Makan)








Binjai terutama ditanam untuk buahnya, yang biasa dimakan
segar setelah buah itu masak atau dijadikan campural an es.
Binjai juga digunakan sebagai campuran sambal, terutama
untuk masakan ikan sungai. Buah binjai yang masih muda
tak dapat dimakan karena duhnya sangat tajam dan
menggatalkan. Bijinya kadang-kadang dikeringkan dan
diolah sebagai lauk makan nasi.

Kayu binjai dapat digunakan sebagai papan lantai dan
bahan konstruksi ringan. Buahnya yang sudah matang bisa
dimakan dalam keadaan segar dengan dikupas terlebih dahulu.

Setelah itu, pucuk daun yang masih muda dimakan sebagai
lalap. Karena saat berbunga, dia mempunya tajuk yang
indah sekali; mungkin binjai dapat dipergunakan sebagai
tanaman penghias jalanan.

* Asal-usul dan penyebaran

Binjai berasal dari India. Binjai menyebar secara alami
di Sumatra, Jawa,] Kalimantan dan Semenanjung Malaya;
sebagian pakar meyakini Kalimantan adalah lokasi asal-
usulnya.

Dari wilayah-wilayah ini, binjai dibawa dan dibudidayakan
orang di Bali, Filipina dan Thailand, serta agak jarang
di Jawa bagian barat.

Binjai terutama menyebar di dataran rendah di bawah 400 m,
jarang hingga 800 m dpl. Jenis ini tahan terhadap
penggenangan, dan seringkali didapati dekat tepi sungai.
Binjai dapat bertumbuh pada tanah yang subur dan mempunyai
drainase yang baik.

_____________

Penutup
_____________


Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...

Selamat malam...!









_________________________________________________________
Cat :
Bagaimana Nak Makan Buah Binjai. - YouTube
20130116 Buah Benya(Binjai) - YouTube


Tidak ada komentar:

Posting Komentar