Sabtu, 25 Juni 2016

Padi : Pengertian, Sejarah, Ciri-Ciri, Jenis, Hama


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Tanaman Padi)
_____________________________________________________











_______________

Kata Pengantar
_______________

Jam berapa udah ini...!
mau buka puasa lagi.

Selamat menyimak....!
Begitu sajalah.
Kapan-kapan kita lengkapi.
Kenapa rupanya...?

______________________________

Sekilas info tentang Padi
_______________________________












* Pengertian

Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu
tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun
terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga
digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga
(genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar.

Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk
ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari
daratan Asia sekitar 1500 SM.

Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua
serealia, setelah jagung dan gandum. Namun, padi merupakan
sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.
Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.

* Ciri ciri Padi

Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae. Terna
semusim,berakar serabut,batang sangat pendek,struktur serupa
batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling
menopang daun sempurna dengan pelepah tegak,daun berbentuk
lanset,warna hijau muda hingga hijau tua,berurat daun sejajar,
tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang,bagian bunga
tersusun majemuk,tipe malai bercabang,satuan bunga disebut
floret yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula,
tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana
buah dan bijinya,bentuk hampir bulat hingga lonjong,ukuran 3mm
hingga 15mm,tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa
sehari-hari disebut sekam,struktur dominan padi yang biasa
dikonsumsi yaitu jenis enduspermium.

* Reproduksi








Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala
putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol.Kedua
organ seksual ini umumnya siap bereproduksi dalam waktu yang
bersamaan.Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma
jika telah masak.

Dari segi reproduksi,padi merupakan tanaman berpenyerbukan
sendiri,karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur
tanaman yang sama.

Setelah pembuahan terjadi,zigot dan inti polar yang telah dibuahi
segera membelah diri.Zigot berkembang membentuk embrio dan inti
polar menjadi endosperm.Pada akhir perkembangan,sebagian besar
bulir padi mengadung pati dibagian endosperm.Bagi tanaman muda,
pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.

* Genetika dan pemuliaan












Satu set genom padi terdiri atas 12 kromosom. Karena padi
adalah tanaman diploid, maka setiap sel padi memiliki 12
pasang kromosom (kecuali sel seksual).

Padi merupakan organisme model dalam kajian genetika tumbuhan
karena dua alasan: kepentingannya bagi umat manusia dan ukuran
kromosom yang relatif kecil, yaitu 1.6~2.3 × 108 pasangan basa
(base pairs, bp)[2]. Sebagai tanaman model, genom padi telah
disekuensing, seperti juga genom manusia.

Perbaikan genetik padi telah berlangsung sejak manusia
membudidayakan padi. Dari hasil tindakan ini orang mengenal
berbagai macam ras lokal, seperti 'Rajalele' dari Klaten atau
'Pandanwangi' dari Cianjur di Indonesia atau 'Basmati Rice'
dari India utara.

Orang juga berhasil mengembangkan padi lahan kering (padi gogo)
yang tidak memerlukan penggenangan atau padi rawa yang mampu
beradaptasi terhadap kedalaman air rawa yang berubah-ubah.
Di negara lain dikembangkan pula berbagai tipe padi.

Pemuliaan padi secara sistematis baru dilakukan sejak didirikannya
IRRI di Filipina sebagai bagian dari gerakan modernisasi pertanian
dunia yang dijuluki sebagai Revolusi Hijau.








Sejak saat itu muncullah berbagai kultivar padi dengan daya
hasil tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia. Dua kultivar
padi modern pertama adalah 'IR5' dan 'IR8' (di Indonesia
diadaptasi menjadi 'PB5' dan 'PB8').

Walaupun hasilnya tinggi tetapi banyak petani menolak karena
rasanya tidak enak (pera). Selain itu, terjadi wabah hama
wereng coklat pada tahun 1970-an.

Ribuan persilangan kemudian dirancang untuk menghasilkan kultivar
dengan potensi hasil tinggi dan tahan terhadap berbagai hama
dan penyakit padi.

Pada tahun 1984 pemerintah Indonesia pernah meraih penghargaan
dari PBB (FAO) karena berhasil meningkatkan produksi padi
hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari pengimpor
padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras. Prestasi
ini tidak dapat dilanjutkan dan baru kembali pulih sejak
tahun 2007.

Hadirnya bioteknologi dan rekayasa genetika pada tahun 1980-an
memungkinkan perbaikan kualitas nasi. Sejumlah tim peneliti
di Swiss mengembangkan padi transgenik yang mampu memproduksi
toksin bagi hama pemakan bulir padi dengan harapan menurunkan
penggunaan pestisida.

IRRI, bekerja sama dengan beberapa lembaga lain, merakit
"Padi emas" (Golden Rice) yang dapat menghasilkan provitamin
A pada berasnya, yang diarahkan bagi pengentasan defisiensi
vitamin A di berbagai negara berkembang.

Suatu tim peneliti dari Jepang juga mengembangkan padi yang
menghasilkan toksin bagi bakteri kolera]. Diharapkan beras
yang dihasilkan padi ini dapat menjadi alternatif imunisasi
kolera, terutama di negara-negara berkembang.

Sejak tahun 1970-an telah diusahakan pengembangan padi hibrida,
yang memiliki potensi hasil lebih tinggi. Karena biaya
pembuatannya tinggi, kultivar jenis ini dijual dengan harga
lebih mahal daripada kultivar padi yang dirakit dengan
metode lain.

Selain perbaikan potensi hasil, sasaran pemuliaan padi mencakup
pula tanaman yang lebih tahan terhadap berbagai organisme
pengganggu tanaman (OPT) dan tekanan (stres) abiotik (seperti
kekeringan, salinitas, dan tanah masam). Pemuliaan yang
diarahkan pada peningkatan kualitas nasi juga dilakukan,
misalnya dengan perancangan kultivar mengandung karoten
(provitamin A).

* Keanekaragaman genetik











Hingga sekarang ada dua spesies padi yang dibudidayakan
manusia secara massal: Oryza sativa yang berasal dari Asia
dan O. glaberrima yang berasal dari Afrika Barat.

Pada awal mulanya O. sativa dianggap terdiri dari dua subspesies,
indica dan japonica (sinonim sinica). Padi japonica umumnya
berumur panjang, postur tinggi namun mudah rebah, lemmanya
memiliki "ekor" atau "bulu" (Ing. awn), bijinya cenderung
membulat, dan nasinya lengket. Padi indica, sebaliknya,
berumur lebih pendek, postur lebih kecil, lemmanya tidak
ber-"bulu" atau hanya pendek saja, dan bulir cenderung oval
sampai lonjong.

Walaupun kedua anggota subspesies ini dapat saling membuahi,
persentase keberhasilannya tidak tinggi. Contoh terkenal dari
hasil persilangan ini adalah kultivar 'IR8', yang merupakan
hasil seleksi dari persilangan japonica (kultivar 'Deegeowoogen'
dari Formosa) dengan indica (kultivar 'Peta' dari Indonesia).

Selain kedua varietas ini, dikenal varietas minor javanica
yang memiliki sifat antara dari kedua tipe utama di atas.
Varietas javanica hanya ditemukan di Pulau Jawa.

Kajian dengan bantuan teknik biologi molekular sekarang
menunjukkan bahwa selain dua subspesies O. sativa yang utama,
indica dan japonica, terdapat pula subspesies minor tetapi
bersifat adaptif tempatan, seperti aus (padi gogo dari
Bangladesh), royada (padi pasang-surut/rawa dari Bangladesh),
ashina (padi pasang-surut dari India), dan aromatic (padi wangi
dari Asia Selatan dan Iran, termasuk padi basmati yang terkenal).

Pengelompokan ini dilakukan menggunakan penanda RFLP dibantu
dengan isozim.[4] Kajian menggunakan penanda genetik SSR
terhadap genom inti sel dan dua lokus pada genom kloroplas
menunjukkan bahwa pembedaan indica dan japonica adalah mantap,
tetapi japonica ternyata terbagi menjadi tiga kelompok khas:
temperate japonica ("japonica daerah sejuk" dari Cina, Korea,
dan Jepang), tropical japonica ("japonica daerah tropika"
dari Nusantara), dan aromatic. Subspesies aus merupakan
kelompok yang terpisah.

Berdasarkan bukti-bukti evolusi molekular diperkirakan
kelompok besar indica dan japonica terpisah sejak ~440.000
tahun yang lalu dari suatu populasi spesies moyang O.
rufipogon.[5] Domestikasi padi terjadi di titik tempat
yang berbeda terhadap dua kelompok yang sudah terpisah ini.
Berdasarkan bukti arkeologi padi mulai dibudidayakan
(didomestikasi) 10.000 hingga 5.000 tahun sebelum masehi.

* Keanekaragaman budidaya








1. Padi gogo

Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo,
suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa
penggenangan seperti di sawah.

Di Lombok dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan
penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil
padi meningkat.

Biasanya di daerah yang hanya bisa bercocok tanam padi gogo
menggunakan model Tumpang Sari. Sistem Tumpang sari yaitu
dalam sekali tanam tidak hanya menanam padi, akan tetapi
juga tanaman lain dalam satu lahan. Padi gogo biasanya di
tumpang sari dengan jagung atau Ketela Pohon.

2. Padi rawa

Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan
di daerah rawa-rawa. Selain di Kalimantan, padi tipe ini
ditemukan di lembah Sungai Gangga. Padi rawa mampu membentuk
batang yang panjang sehingga dapat mengikuti perubahan
kedalaman air yang ekstrem musiman.

* Keanekaragaman tipe beras/nasi








!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Beras
Padi pera[sunting | sunting sumber]

Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih
dari 20% pada berasnya. Butiran nasinya jika ditanak tidak
saling melekat.

Lawan dari padi pera adalah padi pulen. Sebagian besar orang
Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras
yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen.
Penggolongan ini terutama dilihat dari konsistensi nasinya.

* Ketan

Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah/hitam,
sudah dikenal sejak dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa
di bawah 1% pada pati berasnya. Patinya didominasi oleh
amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat.

* Padi wangi









Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di
beberapa tempat di Asia, yang terkenal adalah ras 'Cianjur
Pandanwangi' (sekarang telah menjadi kultivar unggul) dan
'rajalele'. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica
yang berumur panjang.

Di luar negeri orang mengenal padi biji panjang (long grain),
padi biji pendek (short grain), risotto, padi susu umumnya
menggunakan metode silsilah.

Salah satu tahap terpenting dalam pemuliaan padi adalah
dirilisnya kultivar 'IR5' dan 'IR8', yang merupakan padi
pertama yang berumur pendek namun berpotensi hasil tinggi.

Ini adalah awal revolusi hijau dalam budidaya padi.
Berbagai kultivar padi berikutnya umumnya memiliki
'darah' kedua kultivar perintis tadi. tes

* Aspek budidaya

Teknik budidaya padi telah dikenal oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu. Sejumlah sistem budidaya diterapkan untuk padi.

Budidaya padi sawah (Ing. paddy atau paddy field), diduga
dimulai dari daerah lembah Sungai Yangtse di Tiongkok.

Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu
daripada budidaya padi sawah.

Budidaya padi lahan rawa, dilakukan di beberapa tempat di
Pulau Kalimantan.

Budidaya gogo rancah atau disingkat gora, yang merupakan
modifikasi dari budidaya lahan kering. Sistem ini sukses
diterapkan di Pulau Lombok, yang hanya memiliki musim hujan
singkat.

Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaptif untuk
masing-masing sistem. Kelompok kultivar padi yang cocok
untuk lahan kering dikenal dengan nama padi gogo.

Secara ringkas, bercocok tanam padi mencakup persemaian,
pemindahan atau penanaman, pemeliharaan (termasuk pengairan,
penyiangan, perlindungan tanaman, serta pemupukan), dan panen.
Aspek lain yang penting namun bukan termasuk dalam rangkaian
bercocok tanam padi adalah pemilihan kultivar, pemrosesan
 biji dan penyimpanan biji.

* Hama dan penyakit

Hama-hama penting
Penggerek batang padi putih ("sundep", Scirpophaga innotata)
Penggerek batang padi kuning (S. incertulas)
Wereng batang punggung putih (Sogatella furcifera)
Wereng coklat (Nilaparvata lugens)
Wereng hijau (Nephotettix impicticeps)
Lembing hijau (Nezara viridula)
Walang sangit (Leptocorisa oratorius)
Ganjur (Pachydiplosis oryzae)
Lalat bibit (Arterigona exigua)
Ulat tentara/Ulat grayak (Spodoptera litura dan S. exigua)
Tikus sawah (Rattus argentiventer)
Penyakit-penyakit penting
blas (Pyricularia oryzae, P. grisea)
hawar daun bakteri ("kresek", Xanthomonas oryzae pv. oryzae)
Pengolahan gabah menjadi nasi[sunting | sunting sumber]

Setelah padi dipanen, bulir padi atau gabah dipisahkan dari
jerami padi. Pemisahan dilakukan dengan memukulkan seikat
padi sehingga gabah terlepas atau dengan bantuan mesin
pemisah gabah.

Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan dan dijemur. Pada zaman
dulu, gabah tidak dipisahkan lebih dulu dari jerami, dan
dijemur bersama dengan merangnya. Penjemuran biasanya
memakan waktu tiga sampai tujuh hari, tergantung kecerahan
penyinaran matahari.

Penggunaan mesin pengering jarang dilakukan. Istilah
"Gabah Kering Giling" (GKG) mengacu pada gabah yang telah
dikeringkan dan siap untuk digiling. (Lihat pranala luar).
Gabah merupakan bentuk penjualan produk padi untuk keperluan
ekspor atau perdagangan partai besar.

Gabah yang telah kering disimpan atau langsung ditumbuk/digiling,
sehingga beras terpisah dari sekam (kulit gabah). Beras merupakan
bentuk olahan yang dijual pada tingkat konsumen. Hasil sampingan
yang diperoleh dari pemisahan ini adalah:

sekam (atau merang), yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
bekatul, yakni serbuk kulit ari beras; digunakan sebagai
bahan makanan ternak, dan dedak, campuran bekatul kasar
dengan serpihan sekam yang kecil-kecil; untuk makanan ternak.

Beras dapat dikukus atau ditim agar menjadi nasi yang siap
dimakan. Beras atau ketan yang ditim dengan air berlebih akan
menjadi bubur. Pengukusan beras dapat juga dilakukan dengan
pembungkus, misalnya dengan anyaman daun kelapa muda menjadi
ketupat, dengan daun pisang menjadi lontong, atau dengan bumbung
bambu yang disebut lemang (biasanya dengan santan).

Beras juga dapat diolah menjadi minuman penyegar (beras kencur)
atau obat balur untuk mengurangi rasa pegal (param).

* Produksi padi dan perdagangan dunia









Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Tiongkok
(28% dari total produksi dunia), India (21%), dan Indonesia (9%).

Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan
antar negara (hanya 5%-6% dari total produksi dunia).

Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total padi
yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam (15%) dan
Amerika Serikat (11%).

Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari
padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%),
dan Brasil (3%).

Produksi padi Indonesia pada 2006 adalah 54 juta ton , kemudian
tahun 2007 adalah 57 juta ton (angka ramalan III), meleset
dari target semula yang 60 juta ton akibat terjadinya
kekeringan yang disebabkan gejala ENSO.

Produsen padi terbesar — 2011
(juta metrik ton)
 Republik Rakyat Tiongkok 201
 India 158
 Indonesia 66
 Bangladesh 51
 Vietnam 42
 Thailand 35
 Myanmar 29
 Filipina 17
 Brasil 13
 Pakistan 9
Total Dunia 723
Sumber:
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)
[http://faostat.fao.org/site/339/default.aspx

* Aspek budaya dan bahasa

Padi merupakan bagian penting dalam budaya masyarakat Asia
Tenggara dan Asia Timur. Masyarakat setempat mengenal
filosofi ilmu padi. Sejumlah peribahasa juga melibatkan
padi, misalnya

Padi ditanam tumbuh lalang
Padi masak, jagung mengupih
Bagai ayam mati di lumbung padi
___________

Penutup
___________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...

Selamat malam...!











____________________________________________________________________
Cat :
Panen Padi Mengunakan Mesin Robot Canggih - YouTube
Cara Hebat Memanen Padi Modifikasi Alat Pemotong Rumput - YouTube
HEBOH!!! Sawah Penuh Ikan Sistem Mina Padi di Jogja - YouTube

Tidak ada komentar:

Posting Komentar