Jumat, 15 Juli 2016

Sawah jaring Laba-laba Flores


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Sawah jaring Laba-Laba Flores)
________________________________________________________











___________________

Kata Pengantar
___________________

Al kisah....!

Pada masa lampau, adalah sepasang suami istri di Nusantara
ini. Punya anak, punya keturunan. Jumlahnya-pun tambah hari
tambah banyak hingga suatu saat masyarakat Nusantara
mengenal yang namanya "Tanaman Padi".

Mengetahui tanaman padi dapat dimakan dan dapat tumbuh
di lereng-lereng gunung atau di bukit-bukit, maka masyarakat
Nusantara masa lampai-pun mulai berpikir, bahwa tanah yang
ada di wilayah-nya perlu dibagi-bagi agar semuanya dapat
bertanam padi.

Maka dan maka, terjadilah pembagian wilayah itu dengan
pengkereterian yang pada umumnya tidak jelas.

- Ada yang membagi wilayah sesuai kemauan, siapa orang
  yang pertamadatang ke wilayah tersebut.

- Ada yang membaginnya berdasarkan siapa yang lahir duluan

- Ada yang membaginya berdasarkan siapa yang paling ditakuti

...dan...

- Ada pula yang membaginnya, karena merasa takut dimakan
  harimau gara-gara tak punya kawan diwilayah tersebut.

Akibat-nya...!

Banyak-lah penduduk Nusantara pada masa lampau itu dan
mungkin sampai sekarang ini yang masih tetap merasa
sakit hati atas pembagian wilayah persawahan di
keluarganya.

Akibatnya lagi...!

- Ada-lah manusia sekarang ini yang menyalahkan Nenek
  Moyangnya, karena pada masa lamapau tidak mengambil
  wilayah persawahan yang lauas, hingga sekarang ini
  dia menjadi kuli sawah orang lain. Hidupnya melarat,
  ingin jual sawah, tapi tak punya sawah.

- Ada juga pada masa sekarang ini yang abang adik saling
  berantam saling adu jago dalam memperjuangkan sepetak
  sawah hasil warisan orang tuanya.

  Bahkan tak jarang, "Menghlangkan silaturrahmi" hingga
  yang-ber Abang Adik tidak lagi terkesan seperti saudara,
  tapi seperti dua orang yang berbeda, satu manusia, satu
  lagi alien. Dunia...dunia...

- Dan lain-lain...dan lain...dengan kata kunci, "Pembagian
  Wilayah persawahan di Nusantara tidak adil.

Para kawan sekalian...!

Di Flores ada namanya, "Sawah jaring laba-Laba" yang mana
dipikiran penulis, petak-petak sawah tersebut mengambarkan
pembagian wilayah persawahan yang cukup adil (Perlu rujukan,
tapi tak punya rujukan).

Hal ini penulis tangkap dari bentuknya, hanya karena bentuk
atau ukuran yang teratur-lah, makanya petak-petak sawah
tersebut terlihat seperti jaring laba-laba.

Bagaiamana pendapat Cle'an...?

Ada kesan seperti adil bukan...?

Berikut gambaran Sawah jaring laba-laba tersebut

...dan...

Selamat menyimak...!


__________________________________________________________

Sekilas info tentang Sawah Jaring Laba-Laba Flores
sebagai Gambaran Sejarahnya 
__________________________________________________________











* Pengertian

Sawah Jaring laba-Laba adalah sawah atau Saba dalam bahasa
Batak yang susunan petak-petak sawahnnya akan terlihat
seperti jaring laba-laba dari kejauhan.

* Tempat atau Lokasi

Daerah Cancar, Kabupaten Manggarai, NTT.

sawah jaring laba-laba terletak didaratan tinggi, suhu
udaranya sangat dingin, apalagi pada malam hari jarak pandang
mata tertutup oleh kabut, dan bila berbicara keluar asap
seperti di Eropa.

* Proses pembentukan 









Proses pembentukan ini dialakukan oleh masyarakat Plores
dalam bimbingan dan arahan Ketua Adat pada saat sawah-
sawah tersebut dibagi-bagi (Leluhurnya Asal Minangkabau
dan Gowa).

Dengan demikian, sawah jaring laba-laba ini bukan-lah
sawah yang beberbentuk dengan sendirinya atau berbentuk
tanpa disadari. Tapi di sadari.

* Lodok

Lodok adalah iistilah yang digunakan oleh masyarakat
Flores pada sawah jaring laba-labanya

* Cara Melihat

Sawah jaring laba-laba ini bisa dilihat dari ketinggian bukit,
bila dilihat dari atas seperti sebuah rumput tetapi dilihat
secara dekat ternyata itu adalah sebuah sawah.

______________________________________________________

Sekilas pendapat penulis pada pertanian Flores
______________________________________________________








Ada 2 hal yang ingin penulis beri pendapat dalam hubungannya
dengan Pertanian Flores ini para kawan sekalian :

1. Mengapa bentuk sawah ini hanya ada di Flores...?

Menurut penulis, alternatif jawabannya ada disekitar :

- Masyarakat Flores memang menutup info pada masyarakat
  lainnya tentang cara pembagian wilayah berdasarkan
  sistim jaring laba-laba ini (Berdasarkan jumlah
  anggota keluarga). Bandingkan dengan Tenun Tradisional,
  caranya hampir sama di semua wilayah Nusantara

...atau...

- Masyarakat Flores masa lampau telah memberitahu cara
  ini pada masyarakat lainnya atau suku lainnya, tapi
  mereka tidak tertarik, karena pembagian ini tidak
  melihat status sosial dari masyarakatnya.

- Dalam banyak peristiwa, pembagian wilayah pertanian
  di Nusantara lebih berdasarkan status sosial dari
  pada berdasarkan jumlah anggota keluarga.

2. Masyarakat Flores tidak menjual Padi, tapi Beras

Ehem...!

Dibanyak wilayah pertanian Nusantara, apalagi pada masa
sekarang ini, jangankan padi atau gabahnya yang dijual,
belum jadi padi sekali-pun terkadang sudah di jual.

Adalah Luar biasa...!

Jika masyarakat Flores punya tradisi "Tidak menjual Padi".
Tapi kalau sudah jadi beras, tidak masalah.

Kesan yang timbul bagi penulis :

- Padi itu sendiri menjadi lebih berharga

- Padi itu sendiri belum bisa mutlak dikatakan sebagai
  milik dari suatu keluarga, sehingga jika ada keluarga
  lainnya yang mungkin tidak punya padi karena adanya
  suatu bencana, bisa meminta pada padamasyarakat
  lainnya (Belum bernilai materi).

- Luar biasa petani Flores itu, jika memang ini alasannya.

____________

Penutup
____________










Demikian infonya para kawan sekalian...!

Kiranya keberadaan Sawahnnya orang Flores ini lebih
melengkapi, macam bentuk swah di Nusantara yang umumnya
tidak beraturan atau beraturan, tapi bentuknya tangga-
tangga.

"Saba Tangga-Tangga" kata orang batak pada sawah yang
terlihat seperti tangga karena adanya diperbukitan.

"Majulah Pertanian Nusantara, khsusnya Flores bersama
sawah jaring laba-labanya".

Selamat malam...!

Oya...!

Mainkan dulu tor-tor atau tari apa itu-ba. Tari apa
namanya itu, yang kalau menari sekaligus meloncat
dan melibas.


"Tratak...!" begitu kira-kira bunyi libasannya yang
bisa membuat sang penangkis libasan jatuh terhonyong-
honyong, Terkapar untuk kemudian terjatuh dan pingsan.

Tari apa namanya itu...???

Aapa "Tarida/kelihatan" Namanya itu :

Selamat malam kembali...!
________________________________________________________
Cat :
RUTENG - SAWAH JARING LABA-LABA - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=IRgfyoHpnOQ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar