Jumat, 23 September 2016

Keberadaan Ikan Bandeng (Ikan Bolo) di Indonesia


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Ikan Bandeng)
_______________________________________________________




__________________

Kata Pengantar
__________________


Ikan ini merupakan satu-satunya spesies
yang masih ada dalam suku Chanidae (bersama enam genus
tambahan dilaporkan pernah ada namun sudah punah).

Demikian gambaran Ikan Dandeng ini para kawan sekalian
untuk kawasan Asia, khsusnya Indonesia.

...dan...

Berikut infonya para kawan.

Selamat menyimak...!


____________________________________

Sekilas info tentang Ikan Bandeng
____________________________________











* Pengertian


Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah ikan pangan populer
di Asia Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies
yang masih ada dalam suku Chanidae (bersama enam genus
tambahan dilaporkan pernah ada namun sudah punah).

Dalam bahasa Bugis dan Makassar dikenal sebagai ikan bolu,
dan dalam bahasa Inggris milkfish)

Mereka hidup di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan
cenderung berkawanan di sekitar pesisir dan pulau-pulau
dengan terumbu koral.

Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut selama 2–3
minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau berair payau,
dan kadangkala danau-danau berair asin. Bandeng baru
kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang
biak.

Ikan muda disebut nener (IPA : n?n?r ) dikumpulkan orang
dari sungai-sungai dan dibesarkan di tambak-tambak. Di
sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan
cepat. Setelah cukup besar (biasanya sekitar 25–30 cm)
bandeng dijual segar atau beku. Bandeng diolah dengan
cara digoreng, dibakar, dikukus, dipindang, atau diasap.

* Pemanfaatan









Bandeng disukai sebagai makanan karena rasanya gurih,
rasa daging netral (tidak asin seperti ikan laut) dan
tidak mudah hancur jika dimasak. Dari sisi harga, bandeng
termasuk ikan kelas menengah ke atas.

Dalam perayaan Tahun Baru Imlek, hidangan bandeng menjadi
bagian tradisi wajib bagi warga Tionghoa asli Jakarta
dan sekitarnya. Kelemahan bandeng ada dua: dagingnya
'berduri' dan kadang-kadang berbau 'lumpur'/'tanah'.

* Duri bandeng

Duri bandeng sebenarnya adalah tulang. Duri ini mengganggu
kenikmatan dalam memakan dagingnya. Gangguan ini dapat
diatasi dengan penggunaan panci bertekanan tinggi (presto
atau autoklaf) dalam waktu tertentu, sehingga duri ini
menjadi lunak dan dapat dihancurkan jika dikunyah.

* Bau lumpur

Bau lumpur pada bandeng banyak dialami pada bandeng yang
diambil dari tambak. Bandeng yang dipelihara di karamba
jarang yang berbau. Penyebab gejala bau lumpur adalah
beberapa Cyanobacteria, terutama dari genus Oscillatoria,
Symloca, dan Lyngbia, yang menghasilkan geosmin.

Apabila ikan tinggal di tempat yang kaya geosmin atau
memakan plankton ini, dagingnya akan memiliki cita
rasa tanah.

Bau lumpur dapat diatasi paling tidak dengan dua cara.
Cara pertama adalah dengan memelihara ikan selama 7—14
hari dalam air mengalir bebas biosmin sebelum dijual.
Cara kedua adalah dengan perlakuan pemberian asam
tertentu.

___________

Penutup
___________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...

Selamat malam...!











________________________________________________________
Cat :
Panen Ikan Bandeng - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=kBOIKH03C4o



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar