Minggu, 02 Oktober 2016

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) sebagai Ikan asal Sungai Nil


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Ikan nila)
_______________________________________________________










__________________

Kata Pengantar
__________________

Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila
(dari perkataan Nile, Sungai Nil) ditemukan mulai dari Syria
di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia;
yaitu di Sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad, Nigeria,
dan Kenya. Diyakini pula bahwa pemeliharaan ikan ini telah
berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.

Demikian gambaran asal muasal Ikan Nila ini para kawan
sekalian. Dan berikut info lengkapnya.

Selamat menyimak...!

_______________________________________

Sekilas info tentang Ikan Nila
______________________________________






* Pengertian

Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan
ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur,
pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer
di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap
sungai dan danau Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis
niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.

* Pemeliharaan

Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong
hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm dan kadang ada yang
lebih dan ada yang kurang dari itu.

Sirip punggung ( pinnae dorsalis) dengan 16-17 duri (tajam) dan
11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (pinnae analis)
dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari.

Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita
gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa.

Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada,
sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna
merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak.
ada garis linea literalis pada bagian truncus fungsinya
adalah untuk alat keseimbangan ikan pada saat berenang

Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya.
Setelah berat badannya mencapai 50 gram, dapat diketahui perbedaan
antara jantan dan betina.

Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada
lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada
ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang genital
yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran
kencing dan sperma.

Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap, dengan tulang
rahang melebar ke belakang yang memberi kesan kukuh, sedangkan
yang betina biasanya pada bagian perutnya besar.

* Kebiasaan dan penyebaran









Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan
plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini
diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.

Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila
(dari perkataan Nile, Sungai Nil) ditemukan mulai dari Syria
di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia;
yaitu di Sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad, Nigeria,
dan Kenya. Diyakini pula bahwa pemeliharaan ikan ini telah
berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.

Telur ikan nila berbentuk bulat berwarna kekuningan dengan
diameter sekitar 2,8 mm. Sekali memijah, ikan nila betina
dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir, tergantung
pada ukuran tubuhnya.

Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik setelah memijah,
induk betinanya mengulum telur-telur yang telah dibuahi di
dalam rongga mulutnya. Perilaku ini disebut mouth breeder
(pengeram telur dalam mulut).

Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera
diternakkan di banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk
di pelbagai daerah di Indonesia.

Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa,
ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi.
Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila
sering pula dijadikan filet.

Ikan ini menjadi hama di seluruh sungai-sungai dan danau di
Indonesia ketika di tebar ke dalam sungai dan danau karena
ikan ini memakan banyak tumbuhan air dan menggantikian posisi
ikan pribumi indonesia, akan tetapi ikan nila masih tetap
ditebar oleh pemerintah di sungai-sungai dan danau Indonesia
tanpa memperhatikan dampaknya.

* Anak jenis dan kerabatnya










Ada beberapa anak jenis ikan nila, di antaranya:


O. niloticus niloticus
Oreochromis niloticus baringoensis Trewavas, 1983
Oreochromis niloticus cancellatus (Nichols, 1923)
Oreochromis niloticus eduardianus (Boulenger, 1912)
Oreochromis niloticus filoa Trewavas, 1983
Oreochromis niloticus niloticus (Linnaeus, 1758)
Oreochromis niloticus sugutae Trewavas, 1983
Oreochromis niloticus tana Seyoum & Kornfield, 1992
Oreochromis niloticus vulcani (Trewavas, 1983)

Ikan nila berkerabat dekat dengan mujair (Oreochromis mossambicus).
Dan sebagaimana kerabatnya itu pula, ikan nila memiliki
potensi sebagai ikan yang invasif apabila terlepas ke badan-
badan air alami.

Genus Oreochromis memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi
dan toleransi terhadap kualitas air pada kisaran yang lebar.
Anggota-anggota genus ini dapat hidup dalam kondisi lingkungan
yang ekstrem sekalipun, karena sering ditemukan hidup normal
pada habitat-habitat di mana jenis ikan air tawar lainnya
tak dapat hidup.

* Nilai gizi

Ikan nila dan mujair merupakan sumber protein hewani murah
bagi konsumsi manusia. Karena budidayanya mudah, harga
jualnya juga rendah. Budidaya dilakukan di kolam-kolam atau
tangki pembesaran. Pada budidaya intensif, nila dan mujair
tidak dianjurkan dicampur dengan ikan lain karena
memiliki perilaku agresif.

Nilai kurang bagi ikan ini sebagai bahan konsumsi adalah
kandungan asam lemak omega-6 yang tinggi sementara asam
lemak omega-3 yang rendah. Komposisi ini kurang baik bagi
mereka yang memiliki penyakit yang berkait dengan
peredaran darah.

* Budidaya dan pembenihan

Langkah pertama dalam budidaya ikan nila ialah pemilihan
induk ikan yang akan dibiakkan. Sebagai induk dipilih ikan-
ikan yang telah cukup umurnya dan siap memijah. Rasio ideal
antara induk jantan dan betina adalah 1:3.

Padat penebarannya disesuaikan dengan wadah atau kolam
pemeliharaan. Ikan nila yang dipelihara dalam kepadatan
populasi tinggi, pertumbuhannya kurang pesat.

Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah kualitas air
kolam pemeliharaan. Kualitas air yang kurang baik akan
mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat. Beberapa
parameter yang menentukan kualitas air, di antaranya:

* Suhu

Suhu atau temperatur air sangat berpengaruh terhadap
metabolisme dan pertumbuhan organisme serta memengaruhi
jumlah pakan yang dikonsumsi organisme perairan.

Suhu juga memengaruhi oksigen terlarut dalam perairan.
Suhu optimal untuk hidup ikan nila pada kisaran 14-38 °C.
Secara alami ikan ini dapat memijah pada suhu 22-37 °C
namun suhu yang baik untuk perkembangbiakannya berkisar
antara 25-30 °C.

* pH

Nilai pH merupakan indikator tingkat keasaman perairan .
Beberapa faktor yang memengaruhi pH perairan di antaranya
aktivitas fotosintesis, suhu, dan terdapatnya anion dan
kation. Nilai pH yang ditoleransi ikan nila berkisar
antara 5 hingga 11, tetapi pertumbuhan dan perkembangannya
yang optimal adalah pada kisaran pH 7–8 .

* Amonia

Amonia merupakan bentuk utama ekskresi nitrogen dari
organisme akuatik. Sumber utama amonia (NH3) adalah bahan
organik dalam bentuk sisa pakan, kotoran ikan maupun dalam
bentuk plankton dari bahan organik tersuspensi. Pembusukan
bahan organik, terutama yang banyak mengandung protein,
menghasilkan ammonium (NH4+) dan NH3. Bila proses lanjut
dari pembusukan (nitrifikasi) tidak berjalan lancar maka
dapat terjadi penumpukan NH3 sampai pada konsentrasi yang
membahayakan bagi ikan.

* Oksigen terlarut

Oksigen terlarut diperlukan untuk respirasi, proses
pembakaran makanan, aktivitas berenang, pertumbuhan,
reproduksi dan lain-lain. Sumber oksigen perairan dapat
berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer
sekitar 35% dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air
dan fitoplankton. Kadar oksigen terlarut yang optimal bagi
pertumbuhan ikan nila adalah lebih dari 5 mg/l.

Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran di dasar kolam
juga akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila
kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton; air yang
kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau
kecoklatan karena banyak mengandung diatom. Plankton ini
baik sebagai makanan ikan nila, sedangkan plankton biru
kurang baik. Tingkat kecerahan air karena plankton harus
dikendalikan.

* Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Osteichtyes
Ordo: Perciformes
Famili: Cichlidae
Genus: Oreochromis
Spesies: Oreochromis niloticus
Nama binomial
Oreochromis niloticus
Linnaeus, 1758 .


____________

Penutup
____________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...

Selamat malam...!











_______________________________________________________
Cat :
Budidaya Ikan Nila - YouTube
Budidaya Ikan Nila Lengkap - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=hrYyEMV2eWw


Tidak ada komentar:

Posting Komentar