Selasa, 31 Mei 2016

Istimewa-nya Buah Kepel di daerah Istumewa Jogjakarta



#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Buah Kepel atau Burahol dalam
hubungannya dengan macam hubungan, khsusnya dengan
Daerah istimewa Jogjakarta)
_______________________________________________________










___________________

Kata Pengantar
___________________

Para kawan sekalian...!

Sudahkah anda pernah ke Jogja...?

Sudah...!

Apakah anda makan Buah Kepel disana...?

Tidak...!

Kalau begitu, "Pergi lagi-lah kawan ke sana". Cari Buah
Kepel disana. Sebab menurut wikipedia, buah ini banyak
disana.

Para kawan yang bukan orang Jogja, apakah ditempat anda
ada buah kepel...? Jika ada, pindahkan-lah ke Jogja, sebab
buah ini, buahnya orang Jogja.

Kalau Clean tak percaya, berikut info kelengkapannya.

Selamat menyimak...!
_________________________________________________

Sekilas info tentang Buah Kepel / Burahol
_________________________________________________










* Pengertian

Tumbuhan kepel atau burahol (Stelechocarpus burahol) adalah
pohon penghasil buah hidangan meja yang menjadi flora
identitas Daerah Istimewa Yogyakarta dan di Tanah Pasundan
yang juga dikenal sebagai Burahol.

Buah kepel digemari puteri kraton-kraton di Jawa karena
dipercaya menyebabkan keringat beraroma wangi dan membuat
air seni tidak berbau tajam.

* Pemerian









Pohon tegak, tidak merontokkan daun secara serentak, tingginya
mencapai 25 m. Tajuknya teratur berbentuk kubah meruncing
ke atas (seperti cemara) dengan percabangan mendatar atau
agak mendatar.

Diameter batang utamanya mencapai 40cm, berwarna coklat-kelabu
tua sampai hitam, yang secara khas tertutup oleh banyak benjolan
yang besar-besar. Daunnya berbentuk lonjong-jorong sampai bundar-telur/
bentuk lanset, berukuran (12-27)cm × (5-9)cm, berwarna hijau gelap,
tidak berbulu, merontal tipis; tangkai daunnya mencapai 1,5 cm
panjangnya.

Bunganya berkelamin tunggal, mula-mula berwarna hijau kemudian
berubah menjadi keputih-putihan, muncul pada tonjolan-tonjolan
di batang; bunga jantannya terletak di batang sebelah
atas dan di cabang-cabang yang lebih tua, berkumpul sebanyak 8-16
kuntum, diameternya mencapai 1 cm; bunga betinanya hanya berada
di pangkal batang, diameternya mencapai 3 cm. Buahnya dengan 1-13
lembar daun buah bertipe mirip buah buni (berrylike ripe carpels),
panjang tangkai buahnya mencapai 8 cm; daun buah yang matang
hampir bulat bentuknya, berwarna kecoklat-coklatan, diameternya
5-6 cm, perikarpnya berwarna coklat, berisi sari buah, dapat
dimakan. Bijinya berbentuk menjorong, berjumlah 4-6 butir,
panjangnya sekitar 3 cm, berat segar 62-105 g, serta bagiann
yang dapat dimakan sebanyak 49% dan bijinya 27% dari berat
buah segar.

* Manfaat










Buahnya yang matang dimakan dalam keadaan segar. Disebutkan
bahwa dagingnya yang berwarna jingga dan mengandung sari buah
itu memberikan aroma seperti bunga mawar bercampur buah sawo
pada ekskresi tubuh (seperti air seni, keringat, dan napas).

Dalam pengobatan, daging buahnya berfungsi sebagai peluruh
kencing, mencegah radang ginjal dan menyebabkan kemandulan
(sementara) pada wanita. Jadi, kepel ini oleh para wanita
bangsawan digunakan sebagai parfum dan alat KB; di Jawa,
penggunaannya secara tradisional terbatas di Kesultanan
Yogyakarta. Kayunya cocok untuk perkakas rumah tangga;
batangnya yang lurus setelah direndam beberapa bulan dalam
air, digunakan untuk bahan bangunan rumah dan diberitakan tahan
lebih dari 50 tahun. Kepel merupakan tanaman hias pohon yang
indah, daunnya yang muncul secara serentak berubah dari merah
muda pucat menjadi merah keunguan sebelum berubah lagi menjadi
hijau cemerlang. Perawakan pohonnya berbentuk silindris atau
piramid dengan banyak cabang lateral yang tersusun secara
sistematik, dan sifatnya yang kauliflor (cauliflory)
menambah keindahannya.

* Syarat Tumbuh









Kepel tumbuh liar pada tanah lembap dan dalam, di hutan-hutan
sekunder di Jawa. Dibudidayakan sebagai pohon buah pada
ketinggian mencapai 600 m dpl., dan mau berbuah di Queensland.
Jenis ini dapat tumbuh baik di sela-sela rumpun bambu, yang
di tempat itu pohon-pohon lain tidak mampu bersaing.

* Budidaya











Kepel umumnya diperbanyak dari biji yang diambil dari buah
matang dan disemaikan secepatnya. Penyetekan dan pencangkokan
sudah pernah dicoba, tetapi tidak berhasil.
Benihnya dibersihkan dengan jalan dicuci dan dikeringkan di
tempat teduh. Sebelum disemai benih diskarifikasi, tetapi
perkecambahannya masih memerlukan waktu beberapa bulan.

Lambat-laun persentase perkecambahannya tinggi juga.
Perkecambahannya hipogeal, akar tunggangnya membengkak dan
tidak bercabang untuk beberapa waktu. Mula-mula semai itu
tumbuh lambat. Pada saat semai berdaun 3-5 helai, dipindah
tanamkan ke dalam pot. Ketika tingginya mencapai 0,5-1,0 m
bibit dipindahtanamkan ke lapangan dengan jarak tanam 6-8
meter. Fase yuwananya (vegetative phase, juvenile phase)
berlangsung selama 6-9 tahun.

* Pemeliharaan









Belum ada laporan mengenai hama dan penyakit yang berbahaya,
tetapi pohonnya harus dijaga dari serangan kelelawar dan
binatang pengerat.

* Panen dan Pasca Panen











Buah kepel dianggap matang bila digores kulitnya terlihat
bagian bawahnya berwarna kuning atau coklat muda (jika berwarna
hijau, buah masih belum matang).

Untuk menjaga kualitas, buah kepel dibungkus 1-2 bulan sebelum
dipanen, menggunakan anyaman bambu atau daun kelapa atau kantung
plastik. Buah dikemas dalam keranjang atau karung dan hendaknya
diperlakukan dengan hati-hati; buah kepel dapat bertahan
disimpan 2-3 minggu pada suhu ruang.

__________

Penutup
__________

Demikian infonya parakawan sekalian...!

...dan...

Selamat malam...!








_________________________________________________________________
Cat :
Keppel, First Contact
https://www.youtube.com/watch?v=wYjuVPMl6dI
SUBHANNALLAH BUAH INI DAPAT ATASI BERBAGAI MACAM PENYAKIT  ATAS IZIN ALLOH SWT.
https://www.youtube.com/watch?v=oqhNdRO7De4
7 Buah-Buahan Unik yang Sudah Mulai Langka
https://www.youtube.com/watch?v=l_iFoB4pdRw











Tidak ada komentar:

Posting Komentar